OPTIMASI PRODUKSI BIOGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN

Published by agusisdiyanto on

Ir. H. Surya, M.T.A1
ABSTRAK
Sistim pengolahan air limbah industri tapioka yang banyak dilakukan saat ini dengan kolam-kolam terbuka (ponds) akan menghasilkan gas CO2 dan gas metana (CH4). Kedua gas tersebut merupakan emisi gas rumah kaca yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.

Metana yang dihasilkan tersebut sebenarnya gas yang dapat dibakar (fleameable gas) sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif terbarukan dengan menangkap gas metana tersebut melalui bioreaktor anaerobik sehingga sekaligus dapat mengurangi dampak pemanasan global.

Secara teoritis limbah cair industri tapioka dapat menghasilkan 25-35 m3 gas metana setiap 1 ton ubikayu yang diolah, namun hasil pengukuran dilapangan hasil tersebut baru mencapai 14,6-15,8 m3 metana atau 24,4 m3 biogas.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi fermentasi air limbah industri tapioka yang optimal dalam menghasilkan biogas. Dengan diketahuinya kondisi fermentasi yang optimal dalam menghasilkan biogas, energi baru terbarukan yang dihasilkan dapat mensuplai kebutuhan energi pada industri tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menyajikan data hasil pengamatan yang telah dianalisis dalam bentuk tabel dan grafik. Perlakuan yang diberikan untuk mendapatkan optimasi produksi biogas adalah waktu tinggal hidraulik (WTH) 30 hari (dengan laju alir pembebanan pada bioreaktor 50 liter adalah 1,7 l/hari), WTH 25 hari (laju alir pembebanan 2,0 l/hari),WTH 20 hari (laju alir pembebanan 2,5 l/hari) dan WTH 15 hari (laju alir pembebanan 3,3 l/hari).

Pengamatan yang dilakukan adalah suhu dan pH air limbah, T-COD, TSS dan VSS, produksi biogas, konsentrasi gas metana, karbondioksida dan nitrogen.
Hasil penelitian menunjukkan WTH 15 hari yang merupakan tingkat laju alir pembebanan yang tertinggi 3,3 l/hari menghasilkan produksi biogas tertinggi yaitu sebesar 3,27 L/g COD tersisihkan atau sebesar 0,46 L/L air limbah yang diolah. Semakin lama WTH atau semakin kecil tingkat pembebanan yang diberikan akan menghasilkan tingkat efisiensi dan produksi biogas yang makin rendah.

Produksi dan konsentrasi gas metana yang menyebabkan biogas dapat terbakar semakin tinggi dengan semakin pendeknya WTH atau semakin besar tingkat pembebenan yang diberikan yaitu sebesar 9,21 L/hari dan konsentrasi 49,19% pada WTH 15 hari dalam volume bioreaktor 50 liter.

sumber : http://permimalang.wordpress.com