Limbah Cair Tapioka Sebagai Bahan Baku Nata de Cassava

Published by agusisdiyanto on

Oleh sebagian pabrik pati tapioka, limbah cair menjadi suatu masalah pencemaran lingkungan sehingga perlu pengolahan lebih lanjut sebelum dibuang ke lingkungan.Limbah cair ini berupa air yang digunakan untuk memeras parutan singkong dan mengendapkan pati.

nata de cassava

Keberadaan limbah cair ini tidak dapat terelakkan lagi. Berdasarkan survey di salah satu perajin pati tapioka/ pati aci yang terletak di Nangsri, Pundong, Bantul, untuk memproduksi pati dari 2 kuintal singkong akan menghasilkan limbah cair tak kurang dari 300 liter.

Di Pundong, Bantul terdapat hampir 120 perajin pati tapioka, dengan kapasitas produksi 2-4 kuintal singkong/perajin. Sehingga dihasilkan jumlah limbah cair yang sangat melimpah 30.000 liter. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian nata de cassava, adanya bahan sisa yang melimpah dan belum termanfaatkan menjadi makanan berserat nata de cassava yang menyehatkan pencernaan.

Kandungan asam dalam limbah cair tapioka merupakan salah satu persyaratan dalam pembuatan nata de cassava. Sebaiknya limbah cair yang digunakan sebagai bahan baku nata de cassava, limbah yang masih segar berumur maksimal 3 hari setelah pengendapan pati.

Pada saat pemerasan pati sebaiknya air dari perasan yang ketiga dipisahkan dengan perasan berikutnya. Perasan singkong yang ketiga masih mengandung pati tinggi. Kami menyebutnya limbah kental, sedangkan perasan keempat dan berikutnya dimasukkan dalam bak yang berbeda (limbah bening) yang kandungan asamnya lebih rendah. Limbah kental tersebut direbus bersama dengan parutan singkong dan ditambahkan formula 1 & 2, kemudian difermentasi selama 7 hari. Nata de cassava siap dipanen. Selamat mencoba..

sumber : http://contoh-inticassavamandiri.blogspot.com